Marcus Aurelius, seorang kaisar Romawi dan filsuf Stoik, meninggalkan warisan kebijaksanaan yang abadi melalui tulisannya dalam “Meditations”. Berikut adalah enam pelajaran hidup yang dapat kita ambil dari ajarannya:
1. Berhenti Membuat Alasan
Marcus Aurelius mengajarkan pentingnya tanggung jawab pribadi. Berhenti membuat alasan dan mulai mengambil tindakan adalah langkah pertama menuju perubahan positif. Dengan mengakui kesalahan dan bertanggung jawab atas tindakan kita, kita dapat mengatasi rintangan dan mencapai tujuan yang diinginkan1.
2. Mengeluh Akan Memperburuk Keadaan
Mengeluh tidak hanya tidak produktif, tetapi juga dapat memperburuk keadaan. Marcus Aurelius menekankan bahwa mengeluh hanya akan menambah beban pikiran dan menghalangi kita dari menemukan solusi. Sebaliknya, fokuslah pada apa yang dapat kita kendalikan dan carilah cara untuk memperbaiki situasi2.
3. Menerima Kegagalan
Kegagalan adalah bagian dari kehidupan. Marcus Aurelius mengajarkan bahwa menerima kegagalan dengan lapang dada adalah kunci untuk belajar dan berkembang. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Dengan menerima kegagalan, kita dapat bangkit lebih kuat dan lebih bijaksana3.
4. Tukarkan Kemarahan dengan Simpati
Kemarahan sering kali merusak hubungan dan menciptakan konflik. Marcus Aurelius menyarankan untuk menggantikan kemarahan dengan simpati dan pengertian. Dengan memahami perspektif orang lain dan menunjukkan empati, kita dapat meredakan ketegangan dan membangun hubungan yang lebih harmonis4.
5. Selalu Melakukan yang Benar
Integritas adalah nilai utama dalam ajaran Marcus Aurelius. Selalu melakukan yang benar, meskipun itu sulit, adalah tanda dari karakter yang kuat. Dengan berpegang pada prinsip moral dan etika, kita dapat hidup dengan damai dan mendapatkan rasa hormat dari orang lain5.
6. Hilangkan Hal-Hal yang Tidak Penting
Marcus Aurelius mengajarkan pentingnya fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup. Menghilangkan gangguan dan hal-hal yang tidak penting memungkinkan kita untuk lebih produktif dan mencapai tujuan dengan lebih efektif. Prioritaskan apa yang benar-benar berarti dan singkirkan yang tidak perlu