Wuku dan Neptu Pada Kalender Jawa



Terkait dengan penanggalan Jawa, dikenal pula periode waktu yang dianggap menentukan watak dari anak yang dilahirkan seperti halnya pada astrologi yang terkait dengan kalender Masehi. Periode ini disebut Wuku dan ilmu perhitungannya disebut sebagai Pawukon. Terdapat 30 Wuku yang masing-masing memiliki umur 7 hari, sehingga satu siklus Wuku memiliki umur 210 hari yang disebut Dapur Wuku.
Selain Wuku, terdapat juga Neptu yang digunakan untuk melihat nilai dari suatu hari. Ada dua macam NeptuNeptu Dina dan Neptu PasaranNeptu Dina adalah angka yang digunakan untuk menandai nilai hari-hari pada saptawara, sedang Neptu Pasaran digunakan untuk menandai nilai hari-hari pada pancawara. Nilai-nilai ini digunakan untuk menghitung baik buruknya hari terkait kegiatan tertentu juga perwatakan seseorang yang lahir pada hari tersebut.
Kalender Sultan Agungan yang dimulai pada Jumat Legi tanggal 1 Sura tahun Alip 1555 J, atau 1 Muharram 1043 H, atau 8 Juli 1633. Peristiwa ini terdapat pada Windu Kuntara Lambang Kulawu dan ditandai dengan candra sengkala yang berbunyi “Jemparingen Buta Galak Iku” (Panahlah raksasa buas itu).
Sejak saat itu, Kerajaan Mataram dan penerusnya mampu menyelenggarakan perayaan-perayaan adat seirama dengan hari-hari besar Islam. Upacara-upacara tradisi seperti Garebeg tidak menjadi halangan bagi perkembangan Islam, namun malah dimanfaatkan sebagai syiar agama itu sendiri. Sistem penanggalan baru ini merupakan upaya seorang pemimpin yang berpandangan jauh ke depan untuk menggabungan dua arus peradaban pada masa itu, sebuah rekonsilasi antara gelombang kebudayaan Islam dengan peradaban pra Islam. Peradaban baru yang kini dikenal sebagai Mataram Islam.

 Wuku adalah bagian dari suatu siklus dalam penanggalan Jawa dan Bali yang berumur tujuh hari (satu pekan).

Siklus wuku berumur 30 pekan (210 hari), dan masing-masing wuku memiliki nama tersendiri.

Perhitungan wuku (bahasa Jawa: pawukon) masih digunakan di Bali dan Jawa, terutama untuk menentukan "hari baik" dan "hari buruk" serta terkait dengan weton / neptu.

Weton dalam bahasa Bali disebut oton/otonan. Seorang bayi yang berusia 1 siklus wuku (210 hari) disebut 1 oton.

Ide dasar perhitungan menurut wuku adalah bertemunya dua hari dalam sistem pancawara (pasaran) dan saptawara (pekan) menjadi satu.

Sistem pancawara atau pasaran terdiri dari lima hari, sedangkan sistem saptawara terdiri dari tujuh hari.

Dalam satu wuku, pertemuan antara hari pasaran dan hari pekan sudah pasti, misalkan hari Sabtu Pon terjadi dalam wuku Wugu.

Menurut kepercayaan tradisional orang Bali dan Jawa, semua hari-hari ini memiliki makna khusus.

Perhitungan pawukon atau wuku biasanya orang jawa menyebutnya, termasuk dalam perhitungan Primbon Jawa dan sangat dibutuhkan dalam setiap almanak Jawa dimasa lalu maupun masa sekarang; ibaratnya almanak jawa tanpa pawukon seperti sayur tanpa garam rasanya hambar atau cemplang orang jawa bilang.

Para leluhur orang jawa zaman dulu dalam menghitung primbon dengan bermacam-macam cara, termasuk salah satunya pawukon yang dirasa sangat perlu.

Perhitungan ini digunakan untuk menjauhkan diri dari segala malapetaka atau sangkala (kala), serta untuk mendekatkan pada keselamatan, dan nyatanya memang semua orang membutuhkan hal yang demikian ini.

Sampai dengan sekarang perhitungan primbon Jawa masih digunakan olah orang jawa, walaupun sudah tidak banyak yang paham apa itu pawukon atau wuku.

Nama-nama wuku yang tiga puluh didasarkan pada suatu kisah mengenai suatu kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Watugunung. Raja ini beristri Sinta dan memiliki 27 putra.

Nama-nama semua tokoh inilah yang menjadi nama-nama setiap wuku.

Setiap wuku dijaga oleh seorang dewa pelindung, memiliki pohon simbolik, hewan simbolik, tipe rumah (gedhong), candra ("penciri"),

perlambang (dinyatakan dalam suatu peribahasa), ruwatan-nya (sedekah untuk menolak bala), kala sial (sengkala bilahi, situasi yang membawa petaka), dan dunung (arah mata angin yang membawa sial).

Satu wuku terdiri dari 7 hari, misalnya untuk wuku Sinta: dari hari Minggu pahing sampai Sabtu Pon. Sehingga rentang 30 wuku meliputi waktu 210 hari.

  • Sinta - Batara Yama (Ahad Pahing - Sabtu Pon)
  • Landep - Batara Mahadewa (Ahad Wage - Sabtu Kliwon)
  • Wukir, Ukir1 - Batara Mahayakti (Ahad Legi - Sabtu Pahing)
  • Kurantil, Kulantir1 - Batara Langsur (Ahad Pon - Sabtu Wage)
  • Tolu, Tulu1 - Batara Bayu (Ahad Kliwon - Sabtu Legi)
  • Gumbreg - Batara Candra (Ahad Pahing - Sabtu Pon)
  • Warigalit, Wariga1 - Batara Asmara (Ahad Wage - Sabtu Kliwon)
  • Warigagung, Warigadian1 - Batara Maharesi (Ahad Legi - Sabtu Pahing)
  • Julungwangi, Julangwangi1 - Batara Sambu (Ahad Pon - Sabtu Wage)
  • Sungsang - Batara Gana Ganesa (Ahad Kliwon - Sabtu Legi)
  • Galungan, Dungulan1 - Batara Kamajaya (Ahad Pahing - Sabtu Pon)
  • Kuningan - Batara Indra. (Ahad Wage - Sabtu Kliwon) Pada minggu ini jatuh hari raya Kuningan pada hari Sabtu-Kliwon.
  • Langkir - Batara Kala (Ahad Legi - Sabtu Pahing)
  • Mandasiya, Medangsia1 - Batara Brahma (Ahad Pon - Sabtu Wage)
  • Julungpujut, Pujut1 - Batara Guritna (Ahad Kliwon - Sabtu Legi)
  • Pahang - Batara Tantra (Ahad Pahing - Sabtu Pon)
  • Kuruwelut, Krulut1 - Batara Wisnu (Ahad Wage - Sabtu Kliwon)
  • Marakeh, Merakih1 - Batara Suranggana (Ahad Legi - Sabtu Pahing)
  • Tambir - Batara Siwa (Ahad Pon - Sabtu Wage)
  • Medangkungan - Batara Basuki (Ahad Kliwon - Sabtu Legi)
  • Maktal - Batara Sakri (Ahad Pahing - Sabtu Pon)
  • Wuye, Uye1 - Batara Kowera (Ahad Wage - Sabtu Kliwon)
  • Manahil, Menail1 - Batara Citragotra (Ahad Legi - Sabtu Pahing)
  • Prangbakat - Batara Bisma (Ahad Pon - Sabtu Wage)
  • Bala - Batara Durga (Ahad Kliwon - Sabtu Legi)
  • Wugu, Ugu1 - Batara Singajanma (Ahad Pahing - Sabtu Pon)
  • Wayang - Batara Sri (Ahad Wage - Sabtu Kliwon)
  • Kulawu, Kelawu1 - Batara Sadana (Ahad Legi - Sabtu Pahing)
  • Dukut - Batara Baruna. Pada minggu ini jatuh hari Anggara Kasih pada hari Selasa Kliwon yang dianggap keramat oleh orang Jawa. (Ahad Pon - Sabtu Wage)
  • Watugunung - Batara Anantaboga. (Ahad Kliwon - Sabtu Legi) 

Dalam minggu ini jatuh hari Sabtu Umanis adalah hari Saraswati yang dianggap suci oleh orang Bali.